Post by zando bryan on Apr 1, 2007 7:37:14 GMT -5
ARJUNAKU
Arjunaku…mendekatlah padaku
Lihatlah bulan merayu
penuh rindu
Riuh bersama alunan lagu
Arjunaku…setubuhilah jiwaku
Jangan hanya mengintip di sela dedaunan
Di mana tak sesuatu pun kau dapatkan
Selain kekecewaan
Arjunaku….perhatikan lentik jemariku
Bersama lekuk tubuhku
Lihat,apa yang terselubung
Jika untaian kata-kata mu tak mampu melukiskan
Keindahan dalam diriku
Cobalah merangkai anganmu
Arjunaku….ketika cahaya berbaring
Dalam hening
Arungi lautan asmara
Hingga hanya dengus nafas yang kurasa
Bukan sekejap mata
Hingga ufuk terjaga
Arjunaku….lewat bentangan sunyi
Dapatkah kau baca tubuhku?
Huruf demi huruf
Hingga semua kau dapati
HongKong,March 7,2006
zando_bryan@yahoo.com
KEKASIH GELAPKU
Masih kubaca tatapan matamu
Sayu,teduh penuh keluh
Dalam kebekuan hati kau menjelma
Dengan rupa tanpa suara
Kau mencoba sembunyi di balik celah
Tak cukup kata untuk menamainya
Oh..apa yang berdesir
Yang mengguncangkan jiwa dalam remang
Saat kedua tangan saling menjamah
Hingga wajah berbinar
Meski hanya jiwaku kau cumbui
Namun sejuta hasrat tersirat
Meski kau cinta yang kuhirup kesekian kali
dalam dirimu kutemukan
Tetesan embun pagi
Yang mustahil aku dapatkan
Pada hirupan cinta lain
Keheningan malam mencekam
Di balik matamu yang terpejam
Saat keresahan dan rindu dendam
Mendekam perasaan
Kau tiupkan nafas kemesraan
Perlahan kau eja tubuh kita
Denyut demi denyut
Mengusung kenangan selaksa makna
Entah sedih entah gembira
Menyisakan desah berbalut resah
Jika larut menyeretmu beranjak
Dan fajar menjemputmu
Pejamkan kedua matamu
Sembari kubisikkan di telinga kirimu
"Selamat tidur..kekasih gelapku!"
Hongkong, 9 Maret 2006
LELAKIKU AKU MERINDUMU
Lelakiku aku merindumu…..
Ketika kalam melabu bersama sang waktu
Saat kau berdiri di depan pintu
Ingatlah aku pun di situ menemanimu
Dengan setangkai bunga cinta yang merayu
Lelakiku aku merindumu…..
Ingin kususuri tiap lorong-lorong hatimu
Dan setiap lentik jemarimu
Jika kau berdiri di tengah samudera sekalipun
Kukan melambai di tepian
Mungkin hanya kata yang bicara
Mewakili seluruh rasa di setiap hembusan nafasku
Dan rongga dada ini yang menghempas tiap saat
Lelakiku aku merindumu…..
Jika tak kau temui sesuatu dalam sajakku
Mungkin yang terjadi hanyalah mimpi
Pejamkanlah matamu di malam hari , bayangkanlah aku
Rasakanlah aku di sampingmu
Dengan segenggam rindu bukan karena nafsu
Gelembung hasrat ini menyatu menjadi Satu
Daun-daun melambai begiru riuh
Jika sinaran temaram mulai tengelam
Aku akan mendaki bukit tinggi
Di mana tak seorangpun kan menemui
Apa yang tersembunyi di balik ini
Tidak juga engkau wahai para pujangga
Lelakiku aku merindumu…..
Lihatlah di selaput mataku
Wajahku merona hingga merah darah
Tubuhku menggigil dalam malam
Entah sampai kapan akan kusimpan
Jauh jauh dan jauh..rasa ini
TENTANG SEORANG BOCAH
Suatu hari aku berjalan di terminal kota
Mataku menatap lepas apa yang ada
Kulihat orang-orang asyik dengan dunianya
Ramai para pedagang tawarkan barang dan jajanan
Langkahku terhenti di persimpangan
Tiba-tiba datang seorang bocah menghampiriku
Dengan langkah terbata
Wajahnya kusut,tubuh kurus dan baju kumal
Satu demi satu nyanyian hati mengalun
Aku tertegun…tatkala mendengar mimpi-mimpinya
Yang tertuang dalam lagu itu
Bocah itu merindukan belai kasih ibunya
Tanpa tahu orang tuanya siapa, keberadaanya di mana
bocah itu inginkan kebebasan
Nyanyiannya terhenti sejenak,lalu dia bertanya
"Ohm….siapa dan di manakah orang tuaku sekarang, kenapa aku sendiri di dunia ini?"
Aku terdiam,tak tau bagaimana harus menjelaskanya
Suara tarikan nafas kegetiran yang mengharap
Uluran tangan kasih sayang
Bocah itu ingin kan dunianya, mimpikan keindahannya
Bocah sekecil itu berkelahi dengan waktu
Tak dapat nikmati waktu
Bocah sekecil itu dipaksa tuk pecahkan karang, batu-batu terjal
Melawan kerasnya hidup yang makin panas
Aku melihat dengan mata rahim kesedihanku
Derai tawa dan air mata
Mewarnai kehidupanya
Dia tak bersekolah, dia haus, dia lapar
Dia berada dalam kubangan penderitaan
Dia tak punya tempat berteduh
Sukmanya menggigil dalam pekat malam
Menahan panas dan hujan
Senja menjemput, sang mentari enggan menampakkan diri
Langit merah, malam merayap
Bocah itu mulai mencari tujuan di balik tumpukan sampah
Yang kumuh dan keruh
Dia mulai merebahkan diri, melepas lelah
Bocah itu diam sejenak, matanya menatap ke atas
Tiba-tiba dia menangis, meratapi nasibnya
Aku mendekatinya sebelum dia terlelap
Kujelaskan padanya tentang arti hidup,
Serta roda-roda kehidupan
Dia termenung
Perlahan kedua tangannya menggapai tanganku
Dengan senyum kepedihan tersungging di bibirnya
Bocah itu terlelap, merangkai mimpi
Tahukah kamu..mereka adalah para pewaris bangsa
Yang terpasung dan terkekang karena kemiskinan
Telah merantai tangan-tangan dan tubuh mereka
Dalam belenggu kebodohan
Mereka menanti sinar fajar pagi
Dan sebentuk kasih putih
Masih adakah uluran tangan bagi mereka?
Atau semua hanya mimpi bagi sebagian yang bermimpi
HongKong, 3 February 2006
MY WAY
When I lose direction
I don't know what I looking for
I just walk and walk a way
Like water to stream in the river
I find nothing in the world
I put my mind in doubt
When I repose in silence
I ask myself "who I am?"
Time passed a way
I still awake from sleep
I dig something to hide
There's no body else find it
But…suddenly
I am flutter alone
And then fall down
Within the ashamed bodies
I'll try to get up and go back
No more tear
I don't want to cry again
I am tired, really tired
I don't care, although
People to mock at me
The world to laugh at me
'Cause this is my way
No body can changes
But I believe someday
The sun shine
The flower petals
Slowly open up
Until I find a way
Hongkong, March 8,2006
Arjunaku…mendekatlah padaku
Lihatlah bulan merayu
penuh rindu
Riuh bersama alunan lagu
Arjunaku…setubuhilah jiwaku
Jangan hanya mengintip di sela dedaunan
Di mana tak sesuatu pun kau dapatkan
Selain kekecewaan
Arjunaku….perhatikan lentik jemariku
Bersama lekuk tubuhku
Lihat,apa yang terselubung
Jika untaian kata-kata mu tak mampu melukiskan
Keindahan dalam diriku
Cobalah merangkai anganmu
Arjunaku….ketika cahaya berbaring
Dalam hening
Arungi lautan asmara
Hingga hanya dengus nafas yang kurasa
Bukan sekejap mata
Hingga ufuk terjaga
Arjunaku….lewat bentangan sunyi
Dapatkah kau baca tubuhku?
Huruf demi huruf
Hingga semua kau dapati
HongKong,March 7,2006
zando_bryan@yahoo.com
KEKASIH GELAPKU
Masih kubaca tatapan matamu
Sayu,teduh penuh keluh
Dalam kebekuan hati kau menjelma
Dengan rupa tanpa suara
Kau mencoba sembunyi di balik celah
Tak cukup kata untuk menamainya
Oh..apa yang berdesir
Yang mengguncangkan jiwa dalam remang
Saat kedua tangan saling menjamah
Hingga wajah berbinar
Meski hanya jiwaku kau cumbui
Namun sejuta hasrat tersirat
Meski kau cinta yang kuhirup kesekian kali
dalam dirimu kutemukan
Tetesan embun pagi
Yang mustahil aku dapatkan
Pada hirupan cinta lain
Keheningan malam mencekam
Di balik matamu yang terpejam
Saat keresahan dan rindu dendam
Mendekam perasaan
Kau tiupkan nafas kemesraan
Perlahan kau eja tubuh kita
Denyut demi denyut
Mengusung kenangan selaksa makna
Entah sedih entah gembira
Menyisakan desah berbalut resah
Jika larut menyeretmu beranjak
Dan fajar menjemputmu
Pejamkan kedua matamu
Sembari kubisikkan di telinga kirimu
"Selamat tidur..kekasih gelapku!"
Hongkong, 9 Maret 2006
LELAKIKU AKU MERINDUMU
Lelakiku aku merindumu…..
Ketika kalam melabu bersama sang waktu
Saat kau berdiri di depan pintu
Ingatlah aku pun di situ menemanimu
Dengan setangkai bunga cinta yang merayu
Lelakiku aku merindumu…..
Ingin kususuri tiap lorong-lorong hatimu
Dan setiap lentik jemarimu
Jika kau berdiri di tengah samudera sekalipun
Kukan melambai di tepian
Mungkin hanya kata yang bicara
Mewakili seluruh rasa di setiap hembusan nafasku
Dan rongga dada ini yang menghempas tiap saat
Lelakiku aku merindumu…..
Jika tak kau temui sesuatu dalam sajakku
Mungkin yang terjadi hanyalah mimpi
Pejamkanlah matamu di malam hari , bayangkanlah aku
Rasakanlah aku di sampingmu
Dengan segenggam rindu bukan karena nafsu
Gelembung hasrat ini menyatu menjadi Satu
Daun-daun melambai begiru riuh
Jika sinaran temaram mulai tengelam
Aku akan mendaki bukit tinggi
Di mana tak seorangpun kan menemui
Apa yang tersembunyi di balik ini
Tidak juga engkau wahai para pujangga
Lelakiku aku merindumu…..
Lihatlah di selaput mataku
Wajahku merona hingga merah darah
Tubuhku menggigil dalam malam
Entah sampai kapan akan kusimpan
Jauh jauh dan jauh..rasa ini
TENTANG SEORANG BOCAH
Suatu hari aku berjalan di terminal kota
Mataku menatap lepas apa yang ada
Kulihat orang-orang asyik dengan dunianya
Ramai para pedagang tawarkan barang dan jajanan
Langkahku terhenti di persimpangan
Tiba-tiba datang seorang bocah menghampiriku
Dengan langkah terbata
Wajahnya kusut,tubuh kurus dan baju kumal
Satu demi satu nyanyian hati mengalun
Aku tertegun…tatkala mendengar mimpi-mimpinya
Yang tertuang dalam lagu itu
Bocah itu merindukan belai kasih ibunya
Tanpa tahu orang tuanya siapa, keberadaanya di mana
bocah itu inginkan kebebasan
Nyanyiannya terhenti sejenak,lalu dia bertanya
"Ohm….siapa dan di manakah orang tuaku sekarang, kenapa aku sendiri di dunia ini?"
Aku terdiam,tak tau bagaimana harus menjelaskanya
Suara tarikan nafas kegetiran yang mengharap
Uluran tangan kasih sayang
Bocah itu ingin kan dunianya, mimpikan keindahannya
Bocah sekecil itu berkelahi dengan waktu
Tak dapat nikmati waktu
Bocah sekecil itu dipaksa tuk pecahkan karang, batu-batu terjal
Melawan kerasnya hidup yang makin panas
Aku melihat dengan mata rahim kesedihanku
Derai tawa dan air mata
Mewarnai kehidupanya
Dia tak bersekolah, dia haus, dia lapar
Dia berada dalam kubangan penderitaan
Dia tak punya tempat berteduh
Sukmanya menggigil dalam pekat malam
Menahan panas dan hujan
Senja menjemput, sang mentari enggan menampakkan diri
Langit merah, malam merayap
Bocah itu mulai mencari tujuan di balik tumpukan sampah
Yang kumuh dan keruh
Dia mulai merebahkan diri, melepas lelah
Bocah itu diam sejenak, matanya menatap ke atas
Tiba-tiba dia menangis, meratapi nasibnya
Aku mendekatinya sebelum dia terlelap
Kujelaskan padanya tentang arti hidup,
Serta roda-roda kehidupan
Dia termenung
Perlahan kedua tangannya menggapai tanganku
Dengan senyum kepedihan tersungging di bibirnya
Bocah itu terlelap, merangkai mimpi
Tahukah kamu..mereka adalah para pewaris bangsa
Yang terpasung dan terkekang karena kemiskinan
Telah merantai tangan-tangan dan tubuh mereka
Dalam belenggu kebodohan
Mereka menanti sinar fajar pagi
Dan sebentuk kasih putih
Masih adakah uluran tangan bagi mereka?
Atau semua hanya mimpi bagi sebagian yang bermimpi
HongKong, 3 February 2006
MY WAY
When I lose direction
I don't know what I looking for
I just walk and walk a way
Like water to stream in the river
I find nothing in the world
I put my mind in doubt
When I repose in silence
I ask myself "who I am?"
Time passed a way
I still awake from sleep
I dig something to hide
There's no body else find it
But…suddenly
I am flutter alone
And then fall down
Within the ashamed bodies
I'll try to get up and go back
No more tear
I don't want to cry again
I am tired, really tired
I don't care, although
People to mock at me
The world to laugh at me
'Cause this is my way
No body can changes
But I believe someday
The sun shine
The flower petals
Slowly open up
Until I find a way
Hongkong, March 8,2006