Post by melankolis on Oct 6, 2007 10:03:23 GMT -5
CINTA berarti rela melepaskan seseorang dari tangan kita karena kita yakin bahwa dengan lepas dari tangan kita orang yang kita CINTAI itu justru akan menjadi lebih bahagia.
CINTA sering datang tanpa diundang dan pergi tanpa diusir. CINTA adalah satu-satunya bunga yang tumbuh dan mekar tanpa bantuan musim, sesuatu yang lebih dalam dari samudara, lebih aneh daripada kehidupan, kematian dan waktu.
CINTA adalah mata hati dan anggur jiwa…
CINTA adalah mawar yang mekar saat fajar dan aura rindu menciumnya…
CINTA menjadi rumah keberuntungan, asal terdapat kesenangan dan poros kedamaian…
CINTA memiliki bahasa tersendiri, dan selama berabad-abad bunga telah menjadi simbol pernyataan CINTA yang terhalus…
CINTA memberi kesiasiaan, tapi mengambil kesia-siaan juga…
CINTA tidak akan memiliki kecuali bila CINTA dimiliki… Karena CINTA tidak cukup hanya untuk CINTA itu sendiri.
Jangan berpikir kau dapat langsung menuju CINTA karena CINTA, bila CINTA menganggapmu berharga CINTA akan mendatangimu. CINTA tidak memiliki keinginan lain kecuali untuk memenuhi dirinya sendiri, tapi bila CINTA dan keharusan perlu memiliki keinginan, biarkanlah ini menjadi keinginan.
CINTA mencair dan seperti sungai yang mengalir yang menyanyikan melodi gelap malam.
CINTA dan SAYANG akan mengelokan sorot pandang mata karena adanya keindahan yang tercipta dari suasana hati sepasang anak manusia. CINTA menuntut kesetiaan, kesetiaan menuntut pengorbanan, namun pengorbanan sejati adalah pengorbanan yang dilandasi CINTA.
CINTA tak menyadari kedalamannya dan terasa pada perpisahan tiba dan saat tangan laki-laki menyentuh tangan seorang perempuan mereka berdua telah menyentuh hati keabadian.
CINTA adalah tunas pesona jiwa dan jika tunas itu tak tercipta dalam sesaat itu, ia takkan tercipta bertahun-tahun dan bahkan berabad-abad. CINTA membutakan mata tapi membukakan hati… namun, Nafsu membutakan hati tapi membelalakan mata.
CINTA takkan memberimu apa-apa kecuali keseluruhan darinya, seutuhnya pun tak mengambil apa-apa kecuali dari dirinya sendiri. CINTA tak memiliki apapun atau bahkan dimiliki, karena CINTA telah cukup untuk CINTA.
CINTA telah mendekatkan diriku kepadamu, tapi kecemasan hati menjauhkannya darimu.
CINTA dan nafsu ibarat nasi dengan sambal. Makan nasi tanpa sambal akan terasa hambar, tetapi makan sambal tanpa nasi akan membuat celaka. CINTA dan nafsu ibarat orang bisa melihat, tetapi lumpuh dan orang bisa berjalan, tetapi buta. Untuk bisa diberikan CINTA harus digendong nafsu, tetapi agar tidak menjerumuskan, nafsu harus menggendong CINTA.
CINTA sering menuntun kita kearah yang tak kita mengerti dan berhenti disuatu tempat yang semula tak kita kehendaki. CINTA adalah kata yang sangat terbatas , tapi mengungkapkan sesuatu yang tak terbatas.
CINTA lebih menuntut diri sendiri untuk menjadi sesuatu bagi yang dicintai daripada menuntut yang dicintai menjadi sesuatu untuk diri sendiri. CINTA tak pernah buta karena yang buta adalah nafsu.
CINTA sejati menghapus semua alasan awal mengapa kita mencintai seseorang itu adalah “ orang itu adalah… Orang itu merupakan…”. CINTA palsu berbaju kepura-puraan, CINTA diri berhias tipu muslihat, CINTA sejati berlandas kejujuran… dan terkadang kejujuran pun berkata “ aku tidak mencintaimu”.
dan akhirnya terurailah tangisan seiring ucapan "aku tidak mencintaimu" demi sebuah kerelaan tuk lepaskan cinta yang ada.....
sumber : internet
CINTA sering datang tanpa diundang dan pergi tanpa diusir. CINTA adalah satu-satunya bunga yang tumbuh dan mekar tanpa bantuan musim, sesuatu yang lebih dalam dari samudara, lebih aneh daripada kehidupan, kematian dan waktu.
CINTA adalah mata hati dan anggur jiwa…
CINTA adalah mawar yang mekar saat fajar dan aura rindu menciumnya…
CINTA menjadi rumah keberuntungan, asal terdapat kesenangan dan poros kedamaian…
CINTA memiliki bahasa tersendiri, dan selama berabad-abad bunga telah menjadi simbol pernyataan CINTA yang terhalus…
CINTA memberi kesiasiaan, tapi mengambil kesia-siaan juga…
CINTA tidak akan memiliki kecuali bila CINTA dimiliki… Karena CINTA tidak cukup hanya untuk CINTA itu sendiri.
Jangan berpikir kau dapat langsung menuju CINTA karena CINTA, bila CINTA menganggapmu berharga CINTA akan mendatangimu. CINTA tidak memiliki keinginan lain kecuali untuk memenuhi dirinya sendiri, tapi bila CINTA dan keharusan perlu memiliki keinginan, biarkanlah ini menjadi keinginan.
CINTA mencair dan seperti sungai yang mengalir yang menyanyikan melodi gelap malam.
CINTA dan SAYANG akan mengelokan sorot pandang mata karena adanya keindahan yang tercipta dari suasana hati sepasang anak manusia. CINTA menuntut kesetiaan, kesetiaan menuntut pengorbanan, namun pengorbanan sejati adalah pengorbanan yang dilandasi CINTA.
CINTA tak menyadari kedalamannya dan terasa pada perpisahan tiba dan saat tangan laki-laki menyentuh tangan seorang perempuan mereka berdua telah menyentuh hati keabadian.
CINTA adalah tunas pesona jiwa dan jika tunas itu tak tercipta dalam sesaat itu, ia takkan tercipta bertahun-tahun dan bahkan berabad-abad. CINTA membutakan mata tapi membukakan hati… namun, Nafsu membutakan hati tapi membelalakan mata.
CINTA takkan memberimu apa-apa kecuali keseluruhan darinya, seutuhnya pun tak mengambil apa-apa kecuali dari dirinya sendiri. CINTA tak memiliki apapun atau bahkan dimiliki, karena CINTA telah cukup untuk CINTA.
CINTA telah mendekatkan diriku kepadamu, tapi kecemasan hati menjauhkannya darimu.
CINTA dan nafsu ibarat nasi dengan sambal. Makan nasi tanpa sambal akan terasa hambar, tetapi makan sambal tanpa nasi akan membuat celaka. CINTA dan nafsu ibarat orang bisa melihat, tetapi lumpuh dan orang bisa berjalan, tetapi buta. Untuk bisa diberikan CINTA harus digendong nafsu, tetapi agar tidak menjerumuskan, nafsu harus menggendong CINTA.
CINTA sering menuntun kita kearah yang tak kita mengerti dan berhenti disuatu tempat yang semula tak kita kehendaki. CINTA adalah kata yang sangat terbatas , tapi mengungkapkan sesuatu yang tak terbatas.
CINTA lebih menuntut diri sendiri untuk menjadi sesuatu bagi yang dicintai daripada menuntut yang dicintai menjadi sesuatu untuk diri sendiri. CINTA tak pernah buta karena yang buta adalah nafsu.
CINTA sejati menghapus semua alasan awal mengapa kita mencintai seseorang itu adalah “ orang itu adalah… Orang itu merupakan…”. CINTA palsu berbaju kepura-puraan, CINTA diri berhias tipu muslihat, CINTA sejati berlandas kejujuran… dan terkadang kejujuran pun berkata “ aku tidak mencintaimu”.
dan akhirnya terurailah tangisan seiring ucapan "aku tidak mencintaimu" demi sebuah kerelaan tuk lepaskan cinta yang ada.....
sumber : internet