Post by res96 on Jan 26, 2006 22:58:54 GMT -5
Pada masa dulu, sebelum dunia diciptakan seperti yang
kita kenal sekarang dan manusia belum lagi
menginjakkan kakinya di sana, semua sifat kebaikan dan kejahatan berkeliaran tak tentu arah dan merasa bosan, tak tahu apa yang hendak dilakukan.
Suatu hari, mereka berkumpul dan merasa lebih bosan lagi daripada sebelumnya, sampai ketika Kecerdikan mengemukakan usul.
"Mari kita bermain petak umpet" Mereka semua menyukai ide tsb, dan secara tiba2 Madness/Kegilaan berteriak :
"Aku ingin menghitung, biar aku saja yang menghitung!"
Dan karena tidak ada yang cukup gila untuk ingin
mencari kegilaan, semua yang lain setuju saja.
Kegilaan segera bersandar ke pohon dan mulai
menghitung, "Satu, dua, tiga..."
Sementara Kegilaan menghitung, semua sifat kebaikan dan kejahatan tsb bersembunyi. Kelembutan menggantung dirinya di ujung bulan, Pengkhianatan
bersembunyi di tumpukan sampah. Kasih sayang bergulung di antara awan, dan Nafsu Kegairahan pergi ke tengah2 bumi.
Kebohongan berkata akan bersembunyi di bawah batu, tapi ternyata justru bersembunyi di dasar danau.
Sementara itu, Ketamakan masuk ke dalam kantung yang kemudian ternyata dirobeknya karena tidak muat.
Dan Kegilaan masih terus menghitung, "Tujuh puluh
sembilan, delapan puluh, delapan puluh satu..."
Ketika itu, semua sifat tsb telah bersembunyi - kecuali
Cinta. Seperti keragu-raguan dalam cinta, dia tak bisa
memutuskan kemana harus bersembunyi. Dan ini tentu
tidak mengejutkan karena kita semua tahu betapa
sulitnya menyembunyikan cinta.
Pada saat Kegilaan sampai pada hitungan ke-100, Cinta segera melompat bersembunyi ke kebun bunga Mawar. Dan dengan bersemangat Kegilaan berbalik dan berteriak, "Bersiaplah, ini aku datang! Akan kutemukan kalian semua"
Kemalasan adalah yang pertama ditemukan, karena
dia bahkan tidak punya energi untuk mencoba bersembunyi.
Kemudian, secara hampir beruntun Kegilaan
segera menemukan Kelembutan di ujung bulan, Kebohongan di dasar danau dan Gairah di tengah2 bumi.
Satu persatu Kegilaan menemukan mereka semua kecuali lagi2 Cinta. Kegilaan mulai menjadi semakin gila karena putus asa untuk menemukan Cinta.
Tapi Kecemburuan yang iri pada Cinta karena belum juga ditemukan, berbisik pada Kegilaan, "Kau hanya perlu mencari Cinta, dan dia bersembunyi di semak bunga Mawar."
Kegilaan mengambil garpu taman dan menusuk2annya serampangan ke arah semak Mawar. Dia terus menusuk2 sampai terdengar suara tangis memilukan yang membuatnya berhenti.
Cinta keluar dari persembunyiannya sambil menutup mukanya dengan tangan. Di antara jari2nya mengalir darah segar yang ternyata berasal dari kedua belah matanya.
Kegilaan yang terlalu bersemangat untuk menemukan
Cinta, tanpa sengaja telah melukai mata dari Cinta.
"Apa yang telah kulakukan!" teriaknya menyesal. "Aku
telah membuatmu buta!
Bagaimana aku harus memperbaikinya?" Cinta menjawab, "Kau tak mungkin memperbaikinya.
Tapi kalau kamu bersedia melakukan sesuatu untukku, kamu bisa menjadi penuntunku." Dan semenjak itulah, Cinta itu buta namun dia bisa melihat dalam kegelapan, karena dia selalu didampingi oleh
Kegilaan.
kita kenal sekarang dan manusia belum lagi
menginjakkan kakinya di sana, semua sifat kebaikan dan kejahatan berkeliaran tak tentu arah dan merasa bosan, tak tahu apa yang hendak dilakukan.
Suatu hari, mereka berkumpul dan merasa lebih bosan lagi daripada sebelumnya, sampai ketika Kecerdikan mengemukakan usul.
"Mari kita bermain petak umpet" Mereka semua menyukai ide tsb, dan secara tiba2 Madness/Kegilaan berteriak :
"Aku ingin menghitung, biar aku saja yang menghitung!"
Dan karena tidak ada yang cukup gila untuk ingin
mencari kegilaan, semua yang lain setuju saja.
Kegilaan segera bersandar ke pohon dan mulai
menghitung, "Satu, dua, tiga..."
Sementara Kegilaan menghitung, semua sifat kebaikan dan kejahatan tsb bersembunyi. Kelembutan menggantung dirinya di ujung bulan, Pengkhianatan
bersembunyi di tumpukan sampah. Kasih sayang bergulung di antara awan, dan Nafsu Kegairahan pergi ke tengah2 bumi.
Kebohongan berkata akan bersembunyi di bawah batu, tapi ternyata justru bersembunyi di dasar danau.
Sementara itu, Ketamakan masuk ke dalam kantung yang kemudian ternyata dirobeknya karena tidak muat.
Dan Kegilaan masih terus menghitung, "Tujuh puluh
sembilan, delapan puluh, delapan puluh satu..."
Ketika itu, semua sifat tsb telah bersembunyi - kecuali
Cinta. Seperti keragu-raguan dalam cinta, dia tak bisa
memutuskan kemana harus bersembunyi. Dan ini tentu
tidak mengejutkan karena kita semua tahu betapa
sulitnya menyembunyikan cinta.
Pada saat Kegilaan sampai pada hitungan ke-100, Cinta segera melompat bersembunyi ke kebun bunga Mawar. Dan dengan bersemangat Kegilaan berbalik dan berteriak, "Bersiaplah, ini aku datang! Akan kutemukan kalian semua"
Kemalasan adalah yang pertama ditemukan, karena
dia bahkan tidak punya energi untuk mencoba bersembunyi.
Kemudian, secara hampir beruntun Kegilaan
segera menemukan Kelembutan di ujung bulan, Kebohongan di dasar danau dan Gairah di tengah2 bumi.
Satu persatu Kegilaan menemukan mereka semua kecuali lagi2 Cinta. Kegilaan mulai menjadi semakin gila karena putus asa untuk menemukan Cinta.
Tapi Kecemburuan yang iri pada Cinta karena belum juga ditemukan, berbisik pada Kegilaan, "Kau hanya perlu mencari Cinta, dan dia bersembunyi di semak bunga Mawar."
Kegilaan mengambil garpu taman dan menusuk2annya serampangan ke arah semak Mawar. Dia terus menusuk2 sampai terdengar suara tangis memilukan yang membuatnya berhenti.
Cinta keluar dari persembunyiannya sambil menutup mukanya dengan tangan. Di antara jari2nya mengalir darah segar yang ternyata berasal dari kedua belah matanya.
Kegilaan yang terlalu bersemangat untuk menemukan
Cinta, tanpa sengaja telah melukai mata dari Cinta.
"Apa yang telah kulakukan!" teriaknya menyesal. "Aku
telah membuatmu buta!
Bagaimana aku harus memperbaikinya?" Cinta menjawab, "Kau tak mungkin memperbaikinya.
Tapi kalau kamu bersedia melakukan sesuatu untukku, kamu bisa menjadi penuntunku." Dan semenjak itulah, Cinta itu buta namun dia bisa melihat dalam kegelapan, karena dia selalu didampingi oleh
Kegilaan.